from tabloid bintang by Rizki Adi Abeba
Sebenarnya JPL tayang di Korea sebagai drama spesial peringatan 45 tahun stasiun TV MBC pada 2006 silam. Beberapa negara Asia seperti Jepang, Taiwan, Hong Kong, Vietnam, China, dan Filipina pun sudah menayangkannya. Sedangkan Indonesia baru mulai 15 Maret ini, di Indosiar, Senin-Jumat setiap pukul 17.00 WIB.
Tak salah JPL dipasang untuk tayangan spesial stasiun TV MBC. Serial saeguk ini mencatat rekor spektakuler. Ratingnya mencengangkan, menembus angka keramat, 50%. Tayangan episode pertama Jumong di Korea pada 15 Mei 2006 memperoleh rating 16,3% dan menembus angka 40,1% di episode ke-16.
Peningkatan rating yang signifikan ini membuat MBC yang rencana awalnya menghabiskan kisahnya di episode ke-60, memperpanjang hingga 81. Perolehan rating Jumong bahkan stabil di angka 40-an dan ditutup angka 51,9% pada episode penghabisannya.
Sukses seperti ini hal yang langka, lho! Lihat saja, saat strategi penambahan episode dilakukan drama Queen Seon Deok yang menambah jumlah episodenya sebanyak 12, ratingnya justru menurun. Tak salah, serial ini disebut sebagai salah satu drama terbaik Korea sepanjang masa.
Penulis skenario veteran, Choi Wan Gyu, yang menulis JPL memulai ceritanya dengan mengangkat kisah hidup orangtua Jumong dan menggambarkan situasi seperti apa saat Jumong dilahirkan. Kisah ini dibangun mengandalkan kekuatan jalan cerita, mengingat produksi drama ini tak punya sarana memadai untuk membuat efek visual yang megah.
“Karena sulit membuat visualisasi fantastik untuk 60 episode dengan sumber yang dimiliki drama Korea, kami sangat bergantung pada jalan cerita yang kuat. Kami berencana menggunakan lebih banyak mitos dan fantasi,” ungkapnya.
Tak heran, ketika menonton Jumong, penonton akan merasa terikat dengan jalan cerita yang berjalan cepat tapi tidak melelahkan. Bagian awal malah banyak diselipkan adegan lucu.
Yang pasti orang Korea paling piawai dalam meramu kisah percintaan. Meski judulnya drama sejarah, kisah percintaan di drama yang disutradarai Kim Geun Hong dan Lee Joo Hwan ini cukup menyayat hati. Ada kisah cinta segi tiga, kasih tak sampai, hingga pengorbanan cinta demi berjuang membangun negara yang dialami tokoh-tokoh utama Jumong.
0 comments:
Post a Comment