from Hallyu Cafe by opat.hebat via thunderstix @soompi|shared by koreabanget!
Minggu lalu, dua selebriti Korea, Pembaca berita Song Ju Sun dan ex-member SG Wannabe Chae DOng Ha, melakukan bunuh diri setelah dikabarkan menderita drepesi kronis. Kejadian tragis ini memicu perhatian mengenai permasalahan serius dari kasus bunuh diri selebriti Korea, dan ini memperburuk tingkat rata-rata kejadian bunuh diri di Korea yang merupakan tertinggi di dunia beberapa tahun ini.
Faktor yang beragam mungkin membuat mereka melakukan bunuh diri, tapi yang perlu dicatat, bahwa keduanya menderita permasalahan yang umumnya menyebabkan kematian : DEPRESI. Faktanya, sejak 5 tahun lalu bahkan lebih, telah banyak selebriti Korea yang menggantung dirinya setelah berperang melawan tingkat stresnya. Tahun lalu aktor dan penyanyi Park Yong Ha melakukan bunuh diri, kemudian Choi Jin Yong dan saudaranya Choi Jin Shil. Ada pula nama Lee Eun Joo, Jung Da Bin, penyanyi Yuni, dan banyak lagi. Tekanan dari kepopuleran mereka dan masalah pribadi membuatnya menjadi kehancuran dan sering menimbulkan kesulitan untuk mereka, sebagai public figure untuk berbagi perasaan bahkan kepada kawan terdekat.
“Kepopuleran mereka berubah banyak dan itulah yang memacu tekanan dan rasa rendah diri. Juga karena kompetisi, popularitas yang singkat, dan perhatian publik, membuat mereka sulit untuk membicarakan masalh pribadi mereka”, ujar Kim Kyung Ran, profesor psikiatri dari Yonsei University kepada media lokal YTN. “Gosip yang tidak berhenti, rumor yang tidak jelas, juga fitnah dan komentar negatif tentang karir dan kehidupan mereka juga membuat level stres lebih tinggi dari orang biasa”.
Pada situasi tertentu, mereka menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi ketika sudah dekat waktu perilisan hasil kerja mereka, baik itu album baru, film, atau acara TV. ” Sebelum perilisan lagu atau acara baru, slebritu selalu mearasa mereka bergantung di ujung jurang”, ujar Hong Jong Kyu, ex-member bintang pop tahun 90an NOISE yang sekarang adalah kepala Asosiasi Manajemen Selebriti kepada Yonhap News. : “Kau mulai berpikir, kalau ini tidak berhasil, hidupmu akan berakhir. Kamu mulai menyadari ini bukan masalah saat kau beranjak lebih tua, tapi sulit bagi selebriti untuk menyadari itu dan mencari pertolongan di situasi mengerikan ini”.
Bagaimanapun juga, masalah yang lebih besar mungkin adalah pada kenyataannya selebriti yang melakukan bunuh diri, memicu fenomena sosial, yang biasa disebut “Werther Effect”, di mana setelah ada kejadian bunuh diri dipublikasikan, gelombang besar keinginan bunuh diri juga terjadi. Pemberitaan media tentang kejadian tragis ini membuat angka kematian menjadi tinggi.
Di Korea Selatan, angka kematian bunuh diri melonjak menjadi 1.700 kasus dalam satu bulan setelah kematian Choi Jin Shil dibandingkan dengan jumlah kejadian bunuh diri rata-rata per bulan yakni 1.000 kasus. (!!!!!??) Choi Sin Jil, yang dikenal sebagai “Nation’s Actress” menggantung dirinya di tahun 2008 karena depresi. Hal yang sama juga terjadi setelah Lee Eun Joo bunuh diri di tahun 2005,rata-rata kematian melonjak 2,5 kali dari tingkat rata-rata bunuh diri secara nasional.
Ini dapat memberikan masalah serius bagi Korea Selatan, negara yang secara terus-terusan tingkat kasus bunuh dirinya meningkat. Korea Selatan memiliki tingkat rata-rata kematian paling itnggi dari 30 negara OECD (Organizations for Economic Cooperation and Decelopment) beberapa tahun ini. Menurut laporan pemerintah, rata-rata 28,4% dari 100.000 orang melakukan bunuh diri (berarti sekitar 28.400 orang) di tahun 2009. Angka ini 3 kali lipat dari rata-rata kasus bunuh diri di negara OECD (11,4% dari 100.000). Di tahun 2009 sendiri, 14.579 orang bunuh diri di Korea Selaan, meningkat hampir 19% dari tahun 2008. Masalah psikis adalah alasannya. Tingkat kematian di Korea Selatan juga naik hampir 50% dari 1o tahun belakangan ini. Bunuh diri juga alasan utama kematian orang di usia remaja hingga 30 tahun-an.
“Mempertimbangkan fakta bahwa Korea memiliki tingkat rata-rata bunuh diri paling tinggi dari negara-negara OECD, sulit mengatakan bahwa bunuh diri adalah permasalahan yang hanya terjadi di indutri entertainment”, kata Profesor Kim.
Sebagai jawabannya, kementerian kesehatan Korea Selatan meluncurkan beberapa tindakan pencegahan dengan tujuan menurunkan tingkat rata-rata kejadian bunuh diri dari 100.000 menjadi di bawah 20 pada tahun 2013. Tindakan ini meliputi lembaga konsultasi dan pelayanan psikiatri di seluruh negeri, juga dengan meningkatkan program pendidikan untuk pelajar.
Namun Profesor Kim berkata bahwa hal ini adalah masalah seluruh negeri dan tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah. “Lebih dari apapun, yang penting adalah membuka jalur komunikasi. Jika anggota keluarga dan teman mau mendengarkan dan merangkul mereka pada suatu percakapan sederhana, ini akan amat menurunkan keinginan mereka untuk melakukan bunuh diri”.
Faktor yang beragam mungkin membuat mereka melakukan bunuh diri, tapi yang perlu dicatat, bahwa keduanya menderita permasalahan yang umumnya menyebabkan kematian : DEPRESI. Faktanya, sejak 5 tahun lalu bahkan lebih, telah banyak selebriti Korea yang menggantung dirinya setelah berperang melawan tingkat stresnya. Tahun lalu aktor dan penyanyi Park Yong Ha melakukan bunuh diri, kemudian Choi Jin Yong dan saudaranya Choi Jin Shil. Ada pula nama Lee Eun Joo, Jung Da Bin, penyanyi Yuni, dan banyak lagi. Tekanan dari kepopuleran mereka dan masalah pribadi membuatnya menjadi kehancuran dan sering menimbulkan kesulitan untuk mereka, sebagai public figure untuk berbagi perasaan bahkan kepada kawan terdekat.
“Kepopuleran mereka berubah banyak dan itulah yang memacu tekanan dan rasa rendah diri. Juga karena kompetisi, popularitas yang singkat, dan perhatian publik, membuat mereka sulit untuk membicarakan masalh pribadi mereka”, ujar Kim Kyung Ran, profesor psikiatri dari Yonsei University kepada media lokal YTN. “Gosip yang tidak berhenti, rumor yang tidak jelas, juga fitnah dan komentar negatif tentang karir dan kehidupan mereka juga membuat level stres lebih tinggi dari orang biasa”.
Pada situasi tertentu, mereka menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi ketika sudah dekat waktu perilisan hasil kerja mereka, baik itu album baru, film, atau acara TV. ” Sebelum perilisan lagu atau acara baru, slebritu selalu mearasa mereka bergantung di ujung jurang”, ujar Hong Jong Kyu, ex-member bintang pop tahun 90an NOISE yang sekarang adalah kepala Asosiasi Manajemen Selebriti kepada Yonhap News. : “Kau mulai berpikir, kalau ini tidak berhasil, hidupmu akan berakhir. Kamu mulai menyadari ini bukan masalah saat kau beranjak lebih tua, tapi sulit bagi selebriti untuk menyadari itu dan mencari pertolongan di situasi mengerikan ini”.
Bagaimanapun juga, masalah yang lebih besar mungkin adalah pada kenyataannya selebriti yang melakukan bunuh diri, memicu fenomena sosial, yang biasa disebut “Werther Effect”, di mana setelah ada kejadian bunuh diri dipublikasikan, gelombang besar keinginan bunuh diri juga terjadi. Pemberitaan media tentang kejadian tragis ini membuat angka kematian menjadi tinggi.
Di Korea Selatan, angka kematian bunuh diri melonjak menjadi 1.700 kasus dalam satu bulan setelah kematian Choi Jin Shil dibandingkan dengan jumlah kejadian bunuh diri rata-rata per bulan yakni 1.000 kasus. (!!!!!??) Choi Sin Jil, yang dikenal sebagai “Nation’s Actress” menggantung dirinya di tahun 2008 karena depresi. Hal yang sama juga terjadi setelah Lee Eun Joo bunuh diri di tahun 2005,rata-rata kematian melonjak 2,5 kali dari tingkat rata-rata bunuh diri secara nasional.
Ini dapat memberikan masalah serius bagi Korea Selatan, negara yang secara terus-terusan tingkat kasus bunuh dirinya meningkat. Korea Selatan memiliki tingkat rata-rata kematian paling itnggi dari 30 negara OECD (Organizations for Economic Cooperation and Decelopment) beberapa tahun ini. Menurut laporan pemerintah, rata-rata 28,4% dari 100.000 orang melakukan bunuh diri (berarti sekitar 28.400 orang) di tahun 2009. Angka ini 3 kali lipat dari rata-rata kasus bunuh diri di negara OECD (11,4% dari 100.000). Di tahun 2009 sendiri, 14.579 orang bunuh diri di Korea Selaan, meningkat hampir 19% dari tahun 2008. Masalah psikis adalah alasannya. Tingkat kematian di Korea Selatan juga naik hampir 50% dari 1o tahun belakangan ini. Bunuh diri juga alasan utama kematian orang di usia remaja hingga 30 tahun-an.
“Mempertimbangkan fakta bahwa Korea memiliki tingkat rata-rata bunuh diri paling tinggi dari negara-negara OECD, sulit mengatakan bahwa bunuh diri adalah permasalahan yang hanya terjadi di indutri entertainment”, kata Profesor Kim.
Sebagai jawabannya, kementerian kesehatan Korea Selatan meluncurkan beberapa tindakan pencegahan dengan tujuan menurunkan tingkat rata-rata kejadian bunuh diri dari 100.000 menjadi di bawah 20 pada tahun 2013. Tindakan ini meliputi lembaga konsultasi dan pelayanan psikiatri di seluruh negeri, juga dengan meningkatkan program pendidikan untuk pelajar.
Namun Profesor Kim berkata bahwa hal ini adalah masalah seluruh negeri dan tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah. “Lebih dari apapun, yang penting adalah membuka jalur komunikasi. Jika anggota keluarga dan teman mau mendengarkan dan merangkul mereka pada suatu percakapan sederhana, ini akan amat menurunkan keinginan mereka untuk melakukan bunuh diri”.
0 comments:
Post a Comment