Dunia kagum mengikuti detik demi detik prosesi pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton di London, Inggris, Jumat (29/4). Kemegahan dan kebesaran Kerajaan Inggris tampil dalam bentuk terbaik. Semua itu membuat orang memalingkan muka sesaat dari berbagai masalah, kemalangan, dan bencana yang melanda dunia.
Setiap detail prosesi pernikahan bagaikan dongeng yang menjadi nyata. Sejak mobil yang ditumpangi Pangeran William dan Pangeran Harry meluncur menuju Westminster Abbey, massa seperti kesurupan nuansa kebahagiaan. Demikian pula saat Kate dan ayahnya, Michael Middleton, naik mobil menuju lokasi serupa. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Retno Bintarti dari London, semalam.
Di gereja, sejoli menuju altar diiringi lagu ”I was Glad” karya Sir Charles Hubert Hastings Parry. Saudara Kate, James Middleton, menyajikan bacaan dari kitab Injil, Romawi, Pasal 12:1-2, 9-18. Alunan musik klasik sentuhan Elgar, Britten, dan Vaughan Williams menyemarakkan perayaan di samping lantunan himne ”Jerusalem” dan lagu ”Greensleeves” dengan nuansa melodi Inggris.
”Saya nyatakan mereka menjadi suami dan istri,” kata Uskup Agung Canterbury Rowan Williams dalam upacara pernikahan yang berlangsung khidmat dan syahdu, disaksikan oleh Ratu Inggris Elizabeth II dan suaminya, keluarga, para bangsawan dunia, dan tamu super VIP dunia. William dan Kate pun sekarang resmi menyandang nama gelar Yang Mulia (His Royal Highness/HRH) Duke of Cambridge dan Yang Mulia (Her Royal Highness/HRH) Duchess of Cambridge.
Teriakan kebahagiaan membahana saat sejoli meninggalkan Westminster Abbey menuju Istana Buckingham dengan kereta kencana. Khalayak pun beramai-ramai berjalan menuju balkon Istana. Mereka menantikan kedua mempelai berciuman. ”Setiap orang menantikan ini. Ciuman pertama dirasa kurang dan penonton meminta lebih,” kata Jennie Bond, pengamat Kerajaan Inggris.
Sejoli itu melakukan ciuman kedua. ”Massa pun mendadak liar,” ujar Bond yang melihat sejoli di balkon, yang juga dilengkapi atraksi pesawat Royal Air Force di atas Buckingham.
Aura kebahagiaan dan optimisme terpancar dari pasangan yang sudah menjalin kasih sejak mereka masih kuliah.
Flora Sutherland dari Isle of Skye of Scotland, yang kini bertugas di Kabul, Afganistan, mengatakan turut menonton lewat televisi. ”Kami ingin merayakan momen ini.”
Tentara Inggris yang berada di Camp Bastion di Provinsi Helmand, Afganistan, turut mengucapkan, ”Selamat ya, untuk William dan Kate.”
Pada sore hari, William dan Kate kembali menampilkan kejutan. William mengendarai mobil Aston Martin Volante dengan pelat nomor bertulisan JU5T WED (baru menikah). Pangeran membawa mobil dari Istana Buckingham menuju Clarence House, hunian Pangeran Charles, melewati khalayak yang kembali bergemuruh.
Ini adalah pesta pernikahan yang mirip hiburan akbar yang menggema ke seluruh dunia. David Beckham dan istrinya, Victoria, pun merasakan kebahagiaan. ”Indah dan menyentuh,” kata pasangan yang terbang dari Amerika Serikat ke Inggris ini.
Ramai tetapi tertib
Acara yang dinanti-nantikan ini pun usai. Sekitar sejuta warga yang sejak beberapa hari menunggu datangnya hari besar itu, Jumat sore, bubar dengan tertib. Cuaca London cerah dengan suhu 10-16 derajat celsius dan membuat suasana kota itu benar-benar semarak.
Kehadiran petugas di hampir setiap sudut jalan sangat membantu khalayak yang datang dari berbagai penjuru. Kendati sering kali terdengar teriakan petugas yang berupaya mengatur massa, hal itu tak mengurangi kesemarakan. Apalagi tak jarang pula petugas mengucapkan terima kasih apabila instruksinya ditaati.
Karena begitu banyaknya pengunjung, tak semua bisa berdiri di pinggir jalan yang dilalui pengantin. Namun, informasi tentang penuhnya jalan terlihat lewat semacam layar, seperti ”jalan rute seremoni dan taman St James penuh”. Dengan begitu massa tidak perlu memaksa diri menuju ke tempat rute arak- arakan.
Antisipasi terhadap kemungkinan massa yang tidak bisa melihat pengantin dilakukan dengan memasang layar raksasa di Hyde Park yang masih bertetangga dengan Istana Buckingham.
Sejumlah warga Indonesia tampak di antara lautan massa. Effendhi, asal Jakarta, yang seharusnya sudah pulang tanggal 26 April setelah mengikuti tur keliling Eropa, memperpanjang kunjungannya.
sumber : kompas
0 comments:
Post a Comment